Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Labels

Kamis, 26 Januari 2012

TUGAS MUALIM JAGA DI LAUT

Jam 00.00 – 04.00 Jaga larut malam (Dog Watch) -Mualim II
Jam 04.00 – 08.00 Jaga dini hari (Morning Watch) -Mualaim I dan IV
Jam 08.00 – 12.00 Jam jaga pagi hari (Forenoon Watch) -Mualim III
Jam 12.00 – 16.00 Jam jaga siang hari (Afternoon Watch) -Mualim II
Jam 16.00 – 20.00 Jam jaga sore hari (Evening Watch) -Mualim I dan IV
Jam 20.00 – 24.00 Jam jaga malam hari (Night Watch) -Mualim III


Kecuali diatur oleh Nakhoda, maka penjagaan biasanya dilakukan seperti tertera pada daftar di atas. Pertukaran jaga dilakukan dengan menyerah terimakan jaga dari perwira jaga lama kepada penggantinya. Perwira jaga baru akan di bangunkan 1/2 jam sebelumnya. Setelah berada di anjungan harus melihat haluan kapal, lampu suar perintah Nakhoda, membiasakan diri dengan situasi yang ada. Mualaim yang diganti dengan menyerahkan jam jaganya dengan memberikan informasi yang diperlukan seperti posisi akhir, Cuaca, kapal lain dan hal – hal lain yang dipandangperlu.
Sebagai Catatan, Mualim jaga setelah selesai jaganya harus meronda kapal, terutama pada malam hari misalnya pemeriksaan peranginan palka, kran – kran air, cerobong asap, lashingan muatan.

TUGAS MUALIM JAGA DI LAUT

  1. Memeriksa posisi kapal, Kesalahan Kompas, haluan yang di kemudikan dan semua peralatan navigasi di anjungan.
  2. Memeriksa keadaan keliling, perairan, benda – benda navigasi, kapal dan lain – lain
  3. Membawa kapal dengan selamat sesuai dengan peraturan nasional maupun internasional dalam penyimpangan.
  4. Memangamati dengan baik dengan panca Indra keseluruhan kapal dan sekitarnya serta bertindak yang sesuai.
  5. Melaporkan kepada Nakhoda jika terjadi situasi meragukan.




TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MUALIM JAGA

  1. Menjaga keamanan dan keselamatan kapal, penumpang, muatan antara lain : menentukan posisi kapal secara rutin, melashing muatan dan lain – lain.
  2. Menjalankan perintah Nakhoda antara lain : tidak dikenankan meninggalkan anjungan tanpa diganti mualim yang lain atau Nakhoda, pada lazimnya Nakhoda telah membuat ” Standing Orders” yang harus dilaksanakan oleh semua mualim.
  3. Menjalankan peraturan pada saat itu antara lain : melakukan tindakan berjaga – jaga yang baik sesuai aturan – aturan yang ada di dalam P2TL dan lain – lain.
  4. Berko’ordinasi dengan perwira jaga mesin (masinis jaga).
  5. Dalam situasi darurat harus memberitahukan kepada Nakhoda.

Tugas yang harus dilakukan seorang mualin jaga pada saat jaga di atas kapal dengan situasi-situasi berikut :

a.Pencegahan Bahaya Kandas
- Memberi Merkah pada bahaya-bahaya navigasi (No go area),
- Penentuan posisi kapal secara teratur dan tepat,
- Perwira navigasi harus menguasai alat-alat navigasi,
- Peta yang digunakan harus up to date,
- Memperhatikan arus pasang surut daerah setempat.

b. Pencegahan bahaya tubrukan.
- Melakukan pengamatan sekeliling kapal.
- Apabila mengadakan penyusulan kapal lain,maka kita harus menyimpang kapal lain yang disusul,
- Pada siang hari melihat kapal lain segaris atau hamper segaris dengan kapal kita,atau pada malam hari melihat kedua lampu lambung kapal lain,maka kita harus menghindar dengan perubahan haluan yang cukup besar,tegas dalam waktu yang cukup dini.
- Apabila kita melihat lampu merah kapal lain dilambung kanan,maka kita harus menyimpang pada jarak yang aman.

Dalam STCW Code mengenai asas pokok tentang dinas jaga salah satu asas yang perlu diperhatikan adalah pengamatan .
Yang dimaksud dengan pengamatan yang layak yaitu :
Sesuai dengan aturan 5 P2TL tiap kapal harus senantiasa melakukan pengamatan yang cermat, baik dengan penglihatan dan pendengaran maupun dengan semua sarana yang tersedia sesuai dengan keadaan dan suasana sebagaimana lazimnya, sehingga dapat membuat penilaian yang layak terhadap situasi dan bahaya tubrukan.
Hal – hal yang diperlukan adalah :
- Menjaga kewaspadaan secara terus menerus dengan penglihatan, pendengaran dan dengan sarana lain yang ada, sehubungan dengan setiap perubahan penting dalam hal suasana pengopersian
- Memperhatikan sepenuhnya situasi-situasi dan resiko-resiko tubrukan, kandas dan bahaya navigasi lain.
- Mendeteksi kapal-kapal atau pesawat terbang yang sedang berada dalam bahaya, orang-orang yang mengalami kecelakaan kapal, kerangka kapal, serta bahaya-bahaya lain yang mengancam navigasi.

Dalam pelaksanaan tugas jaga laut situasi dan kondisi dan hal-hal lain yang harus diperhatikan adalah :
1. Jarak tampak keadaan cuaca dilaut.
2. Kepadatan lalu-lintas dan aktivitas-aktivitas lain yang terjadi didaerah dimana kapal sedang melakukan navigasi.
3. Perhatian yang perlu jika sedang melakukan navigasi didalam atau dekat jalur-jalur pemisah lalu-lintas atau langkah-langkah lain yang berkaitan dengan penentuan rute.
4. Bahaya-bahaya navigasi.
5. Kemampuan operasional instrumen-instrumen dan alat-alat pengendali dianjungan termasuk system bahaya.
6. Daun kemudi, baling-baling serta sifat olah gerak kapal.
7. Ukuran kapal dan medan pandang dari tempat pengamatan.

Efisiensi dan efektivitas jaga anjungan harus diatur berdasarkan “Bridge Resource Management Principles”. 
 
Maksudnya adalah :
- Jumlah yang memadai dari orang-orang yang cakap dalam melaksanakan tugas jaga.
- Semua anggota pada tugas jaga navigasi harus mempunyai kecakapan yang memadai dan FIT untuk menampilkan pekerjaan secara efektif dan efisien.
- Tugas-tugas harus dilaksanakan sesuai perintah yang jelas.
- Tidak ada seorangpun dari petugas jaga navigasi diberi tugas lain.
- Setiap orang pada jaga navigasi harus ditempatkan pada lokasi yang paling baik untuk melaksanakan tugasnya lebih efektif dan efisien.
- Pesawat-pesawat dan peralatan harus selalu siap pakai untuk melaksanakan tugas jaga navigasi.
- Komunikasi antar anggota tugas jaga navigasi harus jelas, segera benar dan relevan dengan tugas masing-masing.
- Semua peralatan di anjungan harus dijalankan dengan baik.
- Kegiatan yang mengganggu tugas jaga harus dihindarkan.
- Semua informasi harus dihimpun , diproses dan diinterprestasikan.
- Setiap anggota tugas jaga navigasi disiapkan untuk merespon secara efisien dan efektif bila ada perubahan-perubahan sekeliling kapal.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan waktu sedang bertugas jaga khususnya yang berkenaan dengan :

a. Peralatan navigasi :
- Alat-alat navigasi harus siap dan dalam kondisi baik.
- Familiar dalam mengoperasikan semua alat navigasi.
- Penentuan posisi dengan alat navugasi harus cross check dengan baringan darat.
- Kesalahan-kesalahan alat navigasi dalam penentuan posisi harus dikoreksi dalam jarak pendang terbatas, jarak di RADAR harus di monitor seteliti mungkin.
- Bila ada oblect/target yang diragukan pd RADAR laporkan pada nakhoda.
- Dapatkan posisi dengan menggunakan alat penerima omega, decca, loran, GPS.
- Dapatkan posisi dengan mengunakan system navigasi satelit.
- Bandingkan posisi dengan menggunakan posisi DR.

b. Menyerahkan dan menerima tugas jaga
- Jangkakan posisi duga selama pada haluan yang sedang dilayari.
- Periksa status semua peralatan navigasi.
- Periksa lalu-lintas kapal disekitar dengan RADAR.
- Secara lisan, berikan informasi mengenai status kapal-kapal disekitar kepada perwira yang akan menggantikan tugas jaga.
- Pastikan bahwa perwira yg akan melaksanakan tugas baru telah menerima tanggung jawab tugas jaga dengan seksama.
- Masukkan informasi yang tepat kedalam buku jurnal kapal (log book).

Ketika mengambil alih tugas jaga pelabuhan ada informasi-informasi yang harus disampaikan Perwira Jaga kepada Perwira Pengganti.

Informasi yang harus diberikan meliputi :
- Kedalaman air dimana kapal sandar atau berlabuh pada saat itu.
- Sarat kapal pada saat itu.
- Waktu dan ketinggian pasang surut yg terjadi.
- Keadaan jangkar dan rantai yang dipakai.
- Tali-tali yang dipakai untuk sandar, serta keadaan saat itu.
- Keadaan dan kesiapan mesin induk sehubungan dengan tiap keadaan darurat yang mungkin terjadi.
- Kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan diatas kapal dan kamar mesin.
- Keadaan muatan yang dibongkar dan dimuat termasuk jumlah dan sisa yang ada diatas kapal.
- Tingkat ketinggian air got dan tangki ballast.
- Lampu-lampu dan sosok benda yang dipasang atau isyarat bunyai yang harus dibunyikan.
- Jumlah awak kapal yang harus ada dikapal.
- Kesiapan alat-alat pemadam kebakaran.
- Peraturan-peraturan setampat yang harus diperhatikan
- Perintah umum dan khusus dari nakhoda.
- Jalur komunikasi yang dapat dipergunakan dalam keadaan darurat, untuk menghubungi personil darat antara lain Port Authorities dalam keadaan darurat atau untuk mendapatkan bantuan-bantuan.
- Setiap kaadaan yang dapat mempengaruhi keselamatan kapal, orang-oarang dan muatan serta pencegahan pencemaran lingkungan.
- Prosedur memberitahu penguasa terkait didarat apabila terjadi pencemaran lingkungan akibat kegiatan dikapal.

Silahkan  baca artikel rekomendasi dari saya  DISINI

simulator itu penting bagi Taruna/Taruni Lulusan SMK Pelayaran

Apakah simulator itu penting bagi Taruna/Taruni Lulusan SMK Pelayaran

 foto Taruna Teknika 

Setelah kita lulus dari ujian nasional ada kalanya yang ingin melanjutkan dengan berburu ijasah tingkat IV bagi kita yang lulus smk Pelayaran.  Tentunya masing-masing sekolahan ada yang mengatur atau mengkomando Taruna/Taruni yang berminat mengikuti ujian Povesi PRA PRALA. Di Indonesia ada 5 PUKP ( Panitia Ujian Kepelayakan Pelaut ). Kebetulan yang saya ikuti kemarin pada bulan oktober  2010 kemarin yaitu berada di PUKP Semarang yang bertempatkan di PIP ( POLITEHNIK ILMU PELAYARAN ) Semarang. PUKP sendiri menjelaskan bahwa Persyaratan ujian Provesi Pra Prala bagi Taruna/Taruni lulusan SMK yaitu :
  1. Ijazah terakhir, yaitu ijazah SMK masing-masing ( photo copy legalisir )
  2. KTP                ( photo copy )
  3.  AKTA kelahiran ( photo copy )
  4. Transkip Nilai ( nilai dari tangkat satu sampai tingkat tiga )
  5. Photo Copy Surat Akreditasi B dari DIPERLA
  6. STL ( Surat Tanda Lulus mengikuti Simulator)
  7. Foto 2x3 (8 lembar )4x6 (8 lembar)
  8. Sertifikat Diklat Seperti BST,SCRB,MEFA dll bagi yang sudah membuat
  9. Biaya ujian ( Tergantung masing-masing sekolahan )
Beberapa persyaratan tersebut di kumpulkan dan biasanya ada guru pembimbing  yang mendaftarkan Ke pihak PUKP.
SIMULATOR
Salah satu syarat dari Ujian provesi tersebut yaitu mengikuti  diklat SIMULATOR selama 6 minggu ( di PUKP Semarang ). Kebetulan PUKP 5 Semarang masih nginduk atau nunut di PIP jadi Tempat dan dosenpun Sulit di dapat artinya dari pengalaman saya mengikuti diklat simulator tersebut sangat sulit sekali mencari dosen, kebetulan jurusan saya TEKNIKA ,dari sejak smk Teknik memang terkenal jam kosong selain gurunya yang sedikit juga memang sudah dari sananya atau gimana saya tidak tau. Tibanya Kuliah padahal Cuma 6 minggu ehh sama saja NAUTIK pelajaran Penuh TEKNIK banyak yang kosong kalogak kosong waktunya yang memang tidak menentu tergantung dosenya. Karena memang kita yang harus nyari tu Dosen. Dari masing-masing jurusan akan dipilih satu ketua yang bertanggung jawab mengatur  anak buah dan mencari dosen dan mengisi buku absensi. Jujur saja untuk NAUTIK saya tidak begitu Tau gimana pembelajaranya. Untuk Teknik bagiku simulator itu sangat penting dan sangat membantu karena akan mengulas p[elajaran yang belum atau mengulang dari pelajaran yang sudah kita pelajari sebelumnya di SMK. Pada saat simulator kita bisa mempelajari di antara lain :
  1. Mesain penggerak utama (MPU)
  2. Pesawat Bantu
  3. Listrik kapal
  4. Elektro
Dan lain-lain yang berhubungan dengan mesin. Simulator sendiri sangat berkualitas, di PUKP semarang  yang saya ikuti dosen yang bekualitas dan peralatan pembelajran yang lengkap , cukup senang juga memang. Tetapi yang saya herankan pelajaran dari simulator itu sendiri tidak ada hubunganya dengan ujian provesi Pra Prala.Pada saat ujian Provesi kita yang jurusanya teknik hanya empat mata pelajaran ( kalu tidak ada perubahan) yaitu :
  1. Hukum Maritim
  2. Teknologi Bahan ( Teknik Bahan)
  3. Ilmu Bangunan Kapal
  4. Gambar Mesin

Macam-macam Kemudi kapal Rudder

Sehubungan dengan peranan kemudi tersebut di atas SOLAS ’74 melalui Peraturan 29 Bagian B Bab II – I mengenai Perangkat kemudi ( Resolusi A. 210 - VII ) ) menyebutkan sebagai berikut :

Kusus bagi kapal Barang :


Kapal – kapal harus dilengkapi dengan perangkat kemudi induk ( utama ) dan perangkat kemudi bantu yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Perangkat kemudi utama harus berkekuatan yang layak dan cukup untuk mengemudikan kapal pada kecepatan ekonomis maksimum. Perangkat kemudi utama dan poros kemudi harus di pasang sedemikian rupa sehingga pada kecepatan mundur maksimum tidak mengalami kerusakan
Perangkat kemudi bantu harus mempunyai kekuatan yang layak dan cukup untuk mengemudikan kapal pada kecepatan sekedar untuk dapat berlayar dan dipakai dengan segera dalam keadaan darurat.
Kedudukan kemudi yang tepat pada kapal tenaga harus terlihat di stasiun pengemudi utama ( kamar kemudi anjungan )

Kusus bagi kapal penumpang :
Perangkat kemudi induk harus mampu memutar daun kemudi dari kedudukan 350 di satu sisi sampai ke kedudukan 350 disisi lain selagi kapal berjalan maju dengan kecepatan ekonomis maksimum. Daun kemudi harus dapat diputar dari kedudukan 350 disalah satu sisi ke kedudukan 350 disisi yang lain dalam waktu 28 detik pada kecepatan ekonomis maksimum.
Perangkat kemudi bantu harus dapat digerakkan dengan tenaga dimana pemerintah mensyaratkan bahwa garis tengah poros kemudi pada posisi celaga berukuran lebih 9’’ ( 228,6 mm ).
Jika unit tenaga perangkat kemudi induk dan sambungan – sambungannya di pasang secara rangkap yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Pemerintah, dan masing – masing unit tenaga itu dapat membuat perangkat kemudi sesuai dengan syarat – syarat paragraf
Jika pemerintah mensyaratkan suatu poros kemudi yang garis tengahnya pada posisi celaga lebih dari 9” (228,6 mm) harus dilengkapi pengemudi pengganti.

Jenis – jenis Kemudi :


Kemudi biasa ialah kemudi yang seluruh daun kemudinya berada dibelakang poros putar. Yang terdiri dari pelat tunggal atau anda.Kemudi biasa pelat tunggal konstruksinya terdiri dari pelat tunggal saja dan pelat ganda, kontruksi daukemudinya terdiri dari lembaran berganda dimana kedua ujungnya dihubungkan satu sama lain sehingga didalamnya terbentuk rongga. Kerangka kemudi biasa dapat terbuat dari baja tempa atau pelat yang di las, kemudi pelat ganda kedua sisinya di tutupi pelat – pelat sehingga ditengahnya berbentuk rongga.

Konstruksi Kemudi biasa :

Daun kemudi terletak 100% di belakang poros putarnya- Diberi kerangka untuk penguat daun kemudi
Selalu dilengkapi dengan kokot jantan ( Pintle ) dan kokot betina ( Gudgeon )
Daun kemudi dan poros kemudi yang saling dihubungkan dengan sebuah kopling
Poros kemudi atas, baut penutup, baut kemudi biasa dan baut cembung putar (Taats)
Pada linggi kemudi terdapat Nok kemudi (Rudderstops) agar daun kemudi pada waktu di putar tidak melewati batas maksimum cikar 350
Di dalam kopling kemudi terdapat baji yang gunanya untuk menahan dan membantu baut – baut kopling

Kemudi Berimbang adalah Kemudi yang daun kemudinya sebagian berada di belakang poros putar dan sebagian kecil berada di depan poros putarnya. Pada kemudi berimbang penuh 25 – 30 % bagian daun kemudi berada di depan poros putar, sedang sisanya berada di belakang poros putar. Pada kemudi semi berimbang bagian daun kemudi yang berada di depan poros putar lebih kecil dari 20

Cara menggantikan daun kemudi di Dok:

  1. kemudi di cikar kiri kanan dan di tahan dengan table lambung
  2. Baut dan flens koplink di buyka
  3. Kwadran kemudi dilepas di angkat dan di ganjal pake kayu
  4. Baja di buka
  5. Baut kemudi dan baut penutup di buk/dilepas
  6. Kencangkan tali pada block penahan
  7. Kemudian di dorong dari bawah,sebelum kemudi di coba sebaliknya

Arah mata angin dalam ilmu pelayaran

Saatnya menulis sesuatu yang berhubungan profesi ane, besok2 ane lupa tinggal klik dsini blasss,, jadi teringat lagi.
Saya mulai dengan arah mata angin dalam bidang ilmu pelayaran, yang umumnya juga dah ada dimana-mana, di bangku SMP dulu juga sudah, meski tidak sedetil dalam teori ilmu pelayaran.

Dalam teori dasar Ilmu Pelayaran Datar (IPD) ada yang namanya arah mata angin yang merupakan lingkaran 360° (360 derajat) bumi dari utara ke utara lagi,yang terdiri dari empat inti utama yakni Utara,Timur,Selatan,Barat, dan di jabarkan lagi ke 16 anak2nya (emangnya manusia ?) yang masing-masing memiliki sudut sebesar 22,5° (22,5 derajat) sehingga menjadi seperti ini:

source image kaskus.us
arah mata angin utama

U: Utara = 000° (nol derajat)
UTL: Utara Timur Laut = 022.5° (22.5 derajat)
TL: Timur Laut = 045° (45 derajat)
TTL: Timur Timur Laut = 067.5° (67.5 derjat)

T: Timur = 090° (90 derajat)
TMG: Timur Menenggara = 112.5°
T: Tenggara = 135°
SMG: Selatan menenggara = 157.5°

S: Selatan = 180°
SBD: Selatan Barat Daya = 202°
BD: Barat Daya = 225°
BBD: Barat Barat Daya = 247.5°

B: Barat = 270°
BBL: Barat Barat Laut = 292.5°
BL: Barat Laut = 315°
UBL: Utara Barat Laut = 337.5°
Dan kembali lagi ke utara sehingga menjadi 360 derajat.

Dalam ke 16 (enam belas) arah mata angin diatas masih ada juga anak-anaknya hingga menjadi 32 arah, yang didalam ilmu pelayaran di sebut 32 surat, dimana satu tiap-tiap surat memiliki sudut sebesar 11,25° (sebelas koma duapuluh lima derajat).

Penghitungan diatas menjadi patokan dasar dalam berlayar, apalagi berlayar koboy alias manual tanpa ada alat2 navigasi pelayaran seperti Global Positioning Sytem (GPS), Radar, dsb.

Selanjutnya juga akan ane bahas mengenai sudut-sudut penting dalam hitung pelayaran yang menyangkut Variasi, Deviasi, Dan Sembir beserta rumus-rumus perhitungannya.

ILMU PELAYARAN DATAR

Ilmu Pelayaran ialah suatu ilmu pengetahuan yang mengajarkan cara untuk melayarkan sebuah kapal dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan selamat aman dan ekonomis.
Disebabkan pengaruh laut, misalnya ombak, arus, angin, maka jarak yang terpendek belum tentu dapat ditempuh dalam waktu yang tersingkat. Dapat saja terjadi bahwa jarak yang panjang adalah pelayaran yang baik ditempuh dalam waktu yang lebih singkat karena dalam pelayarannya mendapat arus dari belakang. Jadi, didalam menentukan pelayaran yang akan ditempuh, kapal haruslah diperhatikan faktor faktor cuaca, keadaan laut, sifat sifat kapalnya sendiri, dan faktor lainya sehingga diperoleh suatu rencana pelayaran yang paling ekonomis dan cukup aman. Secara garis besar ilmu pelayaran dapat dibagi atas :
-          Ilmu Pelayaran Datar, yaitu Ilmu Pelayaran yang menggunakan
benda benda bumiawi (Pulau, Gunung, Tanjung, Suar, dlsb), sebagai pedoman dalam membawa kapal dari satu tempat ketempat lain,
-          Ilmu Pelayaran Astronomis, Yaitu Ilmu Pelayaran yang
menggunakan benda benda angkasa (Matahari, Bulan, Bintang,dlsb), sebagai pedoman dalam membawa kapal dari satu tempat ketempat lain,
-          Navigasi Electronics, Yaitu Ilmu Navigasi yang berdasarkan atas alat alat elektronika seperti radio pencari arah (RDF). RADAR, LORAN, DECCA, dlsb
  1. BENTUK BUMI DAN NAMA BAGIAN-BAGIANNYA
Bentuk Bumi
Bahwa bumi berbentuk bulat dapat dibuktikan dari keadaan keadaan sebagai berikut:
a.       Sebuah kapal berlayar yang datang mendekat, mula mula akan terlihat tiang tiangnya terlebih dahulu, baru nampak anjungannya, kemudian seluruh badan kapalnya,
b.      Adanya perbedaan waktu dan adanya siang dan malam,
c.       Jikalau orang berjalan lurus dengan arah yang tetap, maka ia akan tiba kembali ditempat semula,
d.      Pada waktu terjadi gerhana bulan, terlihat bahwa batas bayangan Bumi di Bulan berbentuk lingkaran,
e.       Dari hasil-hasil pemotretan satelit, ternyata memang bumi berbentuk bulat.
f.       Bagian permukaan bumi yang nampak ini menjadi semakin besar, jika penilik berada semakin tinggi.



  1. Definisi Lingkaran di Bumi
Di bumi kita dapat melukis beberapa jenis lingkaran yang masing masing lingkaran mempunyai arti dan pengertian serta definisi yang berbeda seperti pada gambar bumi dibawah ini.




Beberapa pengertian definisi yang lazim digunakan :
1.      Poros Bumi ( KU,KS ) ialah sebuah garis yang melalui pusat bumi yang juga merupakan sumbu putar bumi. Untuk satu putaran bumi dibutuhkan waktu sekitar 23 jam 56 menit dan 04 detik.
2.      Katulistiwa ( KI ) ialah sebuah lingkaran besar yang tegak lurus pada poros bumi. Katulistiwa membagi bumi atas dua bagian yang sama besar yaitu belahan bumi Utara dan belahan bumi Selatan.
3.      Jajar ( LB, M ) ialah lingkaran lingkaran kecil yang sejajar dengan katulistiwa.
4.      Lingkaran Kutub ialah jajar yang letaknya 66½0 dari katulistiwa dan yang letaknya dibelahan bumi bagian Utara disebut Lingkaran kutub Utara dan yang letaknya dibelahan bumi bagian selatan disebut Lingkaran Kutub Selatan.
5.      Lingkaran Balik Mengkara ialah jajar yang letaknya 23½0 dibelahan bumi bagian Utara. Pada lingkaran ini Matahari mencapai titik Declinasi yang tertinggi (23027’) titik ini disebut juga Kutub Utara Ecliptika.
6.      Lingkaran Balik Jodayat ialah jajar yang letaknya 23½0 dibelahan bumi bagian Selatan. Pada lingkaran ini Matahari mencapai titik Declinasi yang tertinggi (23027’) titik ini disebut juga Kutub Selatan Ecliptika.
7.      Derajah ( KU, A, A', KS ) ialah lingkaran lingkaran besar yang melalui Kutub Utara dan Kutub Selatan
8.      Derajah Nol atau Derajah Nol derajat ialah sebuah derajah yang melalui Greenwich Inggris
9.      Batas Tanggal Internasional ialah di bujur 180° BT / BB, Lintang 0°.
10.  Mil Laut, 1 derajat busur pada derajah = 60 menit, dan 1 menit = 1 mil laut, panjang 1 mil laut atau International nautical mile = 1,852 km = 1852 meter.
11.  Kutub-kutub, adalah titik-titik potong permukaan bumi dengan poros
12.  bumi. Jadi poros bumi memotong muka bumi pada 2 titik, yang di Utara
13.  disebut Kutub Utara dan yang di Selatan disebut Kutub Selatan.




  1. Koordinat di Bumi
Lintang Tempat ialah jarak antara tempat yang bersangkutan dengan katulistiwa, Lintang dihitung mulai dari katulistiwa ke Utara dan ke Selatan dari 0° sampai 90°. Lintang Katulistiwa = 0°, Lintang Kutub Utara = 90°U ( I, M, U, KU ), Lintang Kutub Selatan = 90°S (I, J, S, KS ). (lihat gambar. 1.2.)
Bujur Tempat ialah jarak antara tempat yang bersangkutan dengan derajah nol, Bujur dihitung mulai dari derajah nol ke Timur dan ke Barat dari 0°sampai 180° dibedakan dalam bujur Timur (BT) dan bujur Barat (BB).
Perbedaan Lintang (? li) adalah busur derajah antara jajar-jajar melalui dua buah tempat.
Perbedaan Bujur (? Bu) adalah busur pada katulistiwa antara derajahderajah melalui dua buah tempat
Lingkaran Besar (a) adalah lingkaran yang membagi bumi menjadi dua bagian yang sama (titik pusatnya selalu berimpit dengan titik pusat bumi)
Lingkaran kecil (b) adalah lingkaran yang membagi bumi menjadi dua bagian yang tidak sama besarnya Derajat = satu derajat ( 10 ) adalah 1/360 bagian dari lingkaran Menit = satu menit ( 1’ ) adalah 1/60 bagian dari satu derajat.






  1. Lintang
Lintang adalah busur derajah yang melalui tempat tertentu, dihitung mulai dari katulistiwa sampai jajar tempat tersebut (busur ba). (Lihat gambar 1.3.b.) Jika melihat gambar 3.a maka dapat disimpulkan bahwa :
-            Tiap titik di katulistiwa mempunyai nilai Lintang = 00
-            Kutub-kutub mempunyai Lintang = 900
-            Terdapat dua Lintang yaitu Lintang Utara dan Lintang Selatan yang dihitung dari 00 – 900
-            Semua titik pada suatu jajar mempunyai lintang yang sama sebabsemua titik-titik tersebut terletak sama jauhnya dari katulistiwa. Jadi pengukuran lintang harus selalu dimulai dari katulistiwa dan berakhir pada jajar tempat tersebut. Pada suatu derajah kita dapat juga mengukur perbedaan lintang dari dua tempat tertentu.(Lihat gambar 1.3.b.)
Perbedaan Lintang atau ? li adalah busur derajah, dihitung dari jajarn titik yang satu sampai jajar titik yang lain. Perbedaan lintang disebut juga perubahan lintang. Lintang senama dan tidak senama
-          Jika dua titik dibumi keduanya terletak di setengah belahan bumi bagian Utara ataupun kedua titik tersebut juga berada di belahan bumi bagian selatan maka lintangnya disebut Lintang senama. (Lihat gambar.1.4.)
-          Jika dua titik terletak pada setengah belahan bumi yang berbeda artinya satu titik terletak di belahan bumi bagian Utara dan yang satu titik terletak di belahan bumi bagian Selatan maka lintangnya disebut Lintang tidak senama. (Lihat gambar.1.4.)

Penjelasan Lintang Senama dan Lintang Tidak Senama. Jika dua tempat (titik A dan B) di bumi mempunyai Lintang yang senama misalkan Lintang Utara (LU) maka menghitung perbedaan lintangnya (?li) diperoleh dengan mengurangkan kedua lintangnya satu sama lain.

Kemudian jika kedua tempat (titik A dan B) di bumi mempunyai Lintang tidak senama artinya satu tempat/titik A terletak di Lintang Utara (LU) dan yamg tempat/titk B terletak di Lintang Selatan (LS) maka menghitung perbedaan Lintangnya (? li) diperoleh dengan menambahkan kedua Lintangnya.

Contoh Perhitungannya.
Tempat A = 020 20’ LU                                             Tempat A = 020 20’ LU
Tempat B = 050 30’ LU                                             Tempat B = 050 30’ LS
_____________________ -                                        _____________________ +
? li = 030 10’                                                               ? li = 070 50’

  1. Bujur
Bujur adalah busur terkecil pada katulistiwa dihitung mulai dari derajah nol sampai derajah yang melalui tempat itu. Dalam gambar.1.3.b. Busur o-b adalah bujur tempat itu dan semua titik pada derajah nol (derajah yang melalui Greenwich Mean Time (GMT) mempunyai Bujur = 00
Bujur Timur (BT) dan Bujur Barat (BB) Cara menentukan besarnya nilai derajat bujur Timur dan Barat dimulai dari titik perpotongan antara derajah nol (derajah yang melewati Gr.) dan katulistiwa kemudian dititik itu kita berdiri menghadap ke Utara, maka tempat-tempat yang berada disebelah tangan kanan mempunyai
Bujur Timur (BT) dan disebelah tangan kiri mempunyai bujur Barat (BB). Semua titik pada derajah yang sama mempunyai bujur yang sama. Tempat-tempat pada bujur 1800 T = bujur 1800 B.
Perbedaan bujur atau ? Bu adalah busur kecil pada katulistiwa dihitung dari derajah titik yang satu sampai derajah titik yang lain. Perbedaan bujur disebut juga perubahan bujur.
Bujur senama dan tidak senama
-          Jika bujur kedua tempat adalah senama, perbedaan bujur (? Bu)
-          diperoleh dengan mengurangkan kedua bujurnya satu sama lain.
-          Jika bujurnya tidak senama di dekat derajah nol, maka untuk memperoleh ? Bu kita harus menambahkan kedua bujurnya.
-          Jika bujurnya tidak senama di dekat bujur 1800 maka ? Bu dapat ditentukan dengan dua cara adalah sebagai berikut :
1.      Jumlahkan kedua bujur tersebut dan kurangkan hasilnya dari 3600.
2.      Kurangkan tiap bujur dari 1800 dan jumlahkan kedua hasilnya.(Lihat gambar.1.5.)
Contoh Perhitungannya :

Tempat A1 = 0600 20’ T                                 Tempat A2 = 020 10’ T
Tempat B1 = 0670 50’ T -                               Tempat B2 = 030 30’ B +
a. ? Bu = 70 30’                                                b. ? Bu = 50 20’

Tempat A3 = 1780 40’ T
Tempat B3 = 1770 30’ T -
c. ? Bu = 30 50’




Pada contoh ke 3 perhitungannya
dijabarkan sebagai berikut :

Cara I :           1780 40’ + 1770 30’ = 356010’
3600 - 3560 10’ = 30 50’

Cara II :         1800 - 1780 40’ = 10 20’
1800- 1770 30’ = 20 30’
1020’ + 20 30’ = 30 50’

Pada penunjukan lintang dan bujur harus selalu diingat bahwa : Lintang dan perbedaan lintang (? li) dapat dibaca pada setiap derajah, tetapi bujur dan perbedaan bujur (? Bu) dapat dibaca hanya pada katulistiwa saja.

  1. Jajar-jajar istimewa
Beberapa jajar istimewa adalah sebagai berikut :
1.      Lingkaran balik Mengkara ialah jajar pada 23½0 U
2.      Lingkaran Balik Jadayat ialah jajar pada 23½0 S
3.      Lingkaran Kutub Utara ialah jajar pada 66½0 U
4.      Lingkaran Kutub Selatan ialah jajar pada 66½0 S ( Lihat gambar.1.6.)

Lingkaran-lingkaran tersebut membagi permukaan bumi menjadi 5 bagian yang disebut daerah iklim.
1.      Daerah iklim dingin terletak pada sisi kutub dari lingkaran kutub
2.      Daerah iklim sedang terletak diantara lingkaran balik dan lingkaran kutub
3.      Daerah iklim panas (Tropik) terletak antara kedua lingkaran balik





  1. Ukuran Bumi

Ukuran bumi yang berbentuk bulat itu adalah mudah disebut dengan derajat, menit, dan detik ukuran mana lazim dipergunakan untuk mengukur sudut atau panjang busur suatu derajah di bumi. Tetapi dipermukaan bumi untuk pekerjaan sehari-hari juga diperlukan ukuran panjang seperti Kilometer, meter dsb.

Dari hal tersebut diatas maka sangat penting untuk mengadakan hubungan ukuran “lengkung” dan ukuran “memanjang” satu sama lain seperti derajat dan meter, jadi jelasnya mengukur 10 dengan ukuran meter.Pekerjaan tersebut dilakukan dengan menggunakan cara :
  1. Penentuan tempat dengan penilikan Astronomis adalah menentukan ? li antara dua buah titik pada derajah yang sama,
  2. Pengukuran jarak secara langsung atau cara triangulasi (pengukuran segitiga).

Maka pada bumi yang berbentuk bola, dapat dihitung :

? li : 3600 = jarak : keliling
3600
Jadi keliling derajah = --------------- x jarak
? li


  1. Pembagian Mata Angin
Pada gambar 9 dibawah ini Mawar Pedoman jika garis U – S dan garis T
     B ditarik tegal lurus melalui titik pusat mawar, maka akan membagi wawar menjadi 4 (empat ) kuadran. Tiap kuadran dibagi 8 surat, kemudian dalam surat dibagi dalam ½ surat dan ¼ surat .

Jadi :    1 Surat = 11¼0 16 Surat = 1800
8 Surat = 90032 Surat    = 3600

SURAT INDUK                      = U, S, T, dan B
SURAT ANTARA INDUK   = TL, M, BD, dan BL
SURAT ANTARA                 = UTL, TTL, TM, SM, dan seterusnya
SURAT TAMBAHAN           = U dikiri jarum pendek
TL dikanan jarum pendek dan seterusnya




Pembacaan Mata Angin
  1. Utara = 3600 = 00
  2. Utara di Kiri Jarum Pendek = 11¼0
  3. Utara Timur Laut = 22½0
  4. Timur Laut di Kanan Jarum Pendek = 33¾0
  5. Timur Laut = 450
  6. Timur Laut di Kiri Jarum Pendek = 56¼0
  7. Timur Timur Laut = 67½0
  8. Timur di Kanan Jarum Pendek = 78¾0
  9. Timur = 900
  10. Timur di Kiri Jarum Pendek = 101¼0
  11. Timur Menenggara = 112½0
  12. Tenggara di Kanan Jarum Pendek = 123¾0
  13. Tenggara = 1350
  14. Tenggara di Kiri Jarum Pendek = 146¼0
  15. Selatan Menenggara = 157½0
  16. Selatan di Kanan Jarum Pendek = 168¾0
  17. Selatan = 1800
  18. Selatan di Kiri Jarum Pendek = 191¼0
  19. Selatan daya = 202½0
  20. Barat Daya diKanan Jarum Pendek = 213¾0
  21. Barat daya = 2250
  22. Barat Daya di Kiri Jarum Pendek = 236¼0
  23. Barat Barat Daya = 247½0
  24. Barat di Kanan Jarum Pendek = 258¾0
  25. Barat = 2700
  26. Barat di Kiri Jarum Pendek = 281¼0
  27. Barat Barat Laut = 292½0
  28. Barat Laut di Kanan Jarum Pendek = 303¾0
  29. Barat Laut = 3150
  30. Barat Laut di Kiri Jarum Pendek = 326¼0
  31. Utara Barat laut = 337½0
  32. Utara di Kanan Jarum Pendek = 348¾0
  33. 1. Utara = 3600= 00
Contoh Penyebutan arah : Barat Daya = 2250 = S 450B
Timur Menenggara = 112½0= S 67½0T